Meneladani Kemandirian Muhammadiyah: Visi Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat yang Bermartabat

Table of Contents
Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat) pada milad Muhammadiyah ke-113

Dalam peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 yang dihadiri tokoh-tokoh nasional, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pidato apresiatif yang menyoroti kontribusi besar organisasi ini bagi kemajuan bangsa. 

Muhammadiyah dinilai telah berhasil membangun sistem kelembagaan yang mapan dan profesional, sehingga beban negara dalam urusan pendidikan dan kesehatan menjadi jauh lebih ringan,. 

Sebagai bentuk syukur dan kerja sama, Dedi Mulyadi juga mengumumkan pemberian puluhan beasiswa bagi keluarga besar Muhammadiyah serta komitmennya dalam memerangi masalah sosial seperti jeratan rentenir di Jawa Barat,.

Muhammadiyah sebagai Role Model Pembangunan Sistem

Dedi Mulyadi memberikan pujian tinggi terhadap karakter kepemimpinan Muhammadiyah yang menurutnya sangat khas: yayasannya besar dan rumah sakitnya mewah, namun pemimpinnya tetap tampil sederhana dan bersahaja,. 

Ia menekankan bahwa Muhammadiyah telah berhasil mewariskan sistem politik dan manajerial yang baik, di mana pergantian kepemimpinan tidak memengaruhi stabilitas organisasi,.

Bagi para politisi dan penyelenggara negara, kemapanan sistem Muhammadiyah adalah pelajaran berharga. Pembangunan seharusnya tidak bergantung pada siapa individu yang memimpin, melainkan pada kekuatan sistem yang sudah terstandardisasi secara profesional,. 

Hal ini mencerminkan kekuatan moralitas yang menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan sebagai sendi utama membangun bangsa,.

Investasi SDM: Beasiswa dan Apresiasi Seni

Sebagai bentuk rasa terima kasih karena Universitas Muhammadiyah adalah lembaga pertama yang mengundangnya sebelum ia menjabat sebagai Gubernur, Dedi Mulyadi memberikan komitmen nyata untuk tahun 2026. Ia berjanji akan memberikan 40 beasiswa S1 gratis bagi keluarga besar Muhammadiyah yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Tidak hanya itu, ia juga memberikan apresiasi khusus bagi mereka yang berkontribusi dalam acara milad tersebut:

  1. Pembaca ayat suci Al-Qur'an diberikan beasiswa pendidikan hingga jenjang S2.
  2. Kelompok paduan suara mendapatkan bonus sebesar Rp25 juta.
  3. Tim penari yang tampil dalam pagelaran seni diberikan bonus Rp50 juta.

Apresiasi ini diberikan untuk mendorong semangat anak muda dalam melestarikan nilai estetika lokalitas yang selama ini dijaga dengan baik oleh Muhammadiyah.

Melawan Budaya Gengsi dan Jeratan "Bank Emok"

Dalam bagian pidato yang lebih serius, Dedi Mulyadi menyoroti problematika karakter sebagian warga Jawa Barat yang terjebak dalam pola hidup konsumeris,. Ia mengkritik tradisi "kajenting tekor asal sohor"—sikap yang lebih mengutamakan gengsi (seperti pesta mewah atau barang bermerek) meskipun harus berutang besar kepada rentenir atau "Bank Emok",.

Ia menyatakan bahwa tugas pemerintah adalah mencegah rakyat jatuh ke tangan rentenir yang bisa berujung pada hilangnya aset hingga kehormatan keluarga. 

Oleh karena itu, kantor Gubernur Jawa Barat kini membuka ruang bagi warga yang memiliki kesulitan biaya sekolah, berobat, atau tunggakan rumah sakit yang tidak ditanggung BPJS agar mereka tidak mencari pinjaman ke bank keliling yang memiliki bunga sangat tinggi.

Kesimpulan: Tugas Utama Negara

Menutup pidatonya, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kemajuan masyarakat tidak bisa dicapai hanya dengan "disuapi", melainkan dengan mendorong kemandirian dan etos kerja yang kuat. Menurutnya, ada empat tugas utama negara yang harus dijamin untuk mewujudkan kesejahteraan:

  1. Pendidikan gratis.
  2. Kesehatan gratis.
  3. Penyediaan sarana prasarana perumahan.
  4. Jaminan keamanan.

Melalui sinergi dengan semangat Muhammadiyah yang mengedepankan majelis keilmuan dan kemanusiaan, diharapkan masyarakat Jawa Barat dapat terlepas dari kemiskinan dan tumbuh menjadi pribadi yang jujur serta mandiri,.

Memahami kontribusi Muhammadiyah ibarat melihat sebuah mesin yang sangat efisien; ia terus bekerja menghasilkan manfaat bagi banyak orang tanpa peduli siapa yang sedang menekan tombolnya, karena yang utama adalah keandalan mesin itu sendiri, bukan sekadar operatornya.

Sudut Pandang
Sudut Pandang Menyajikan renungan, inspirasi, dan pandangan tentang Islam, pendidikan, serta makna hidup dari sisi iman dan ilmu. Temukan gagasan segar yang mencerahkan hati dan pikiran.

Post a Comment