Logika di Balik Hidayah: Perjalanan Riki Menemukan Islam Melalui Kritik Alkitab dan Sains
![]() |
| Gambar diambil dari channel youtube Jejak-Jejak Hidayah |
Kisah mualaf sering kali diwarnai oleh pengalaman emosional, namun bagi Riki, perjalanannya menuju Islam adalah sebuah proses intelektual yang panjang dan kritis. Berawal dari seorang penganut Buddha yang meragukan konsep ketuhanan hingga membedah berbagai versi Alkitab, Riki justru menemukan kemantapan hati setelah berhasil membuktikan kebenaran Al-Qur'an melalui riset medis dan logika sederhana,,.
Kebingungan Konsep Tritunggal
Titik awal pencarian Riki dimulai saat ia menjalin hubungan dengan seorang penganut Kristen yang mengajaknya ke gereja. Di sana, ia mengajukan pertanyaan kritis kepada seorang pendeta mengenai konsep Tritunggal—siapa sebenarnya Tuhan: Allah, Yesus, atau Roh Kudus?.
Jawaban sang pendeta yang menyamakan konsep tersebut dengan banyaknya sosok Buddha dalam agamanya justru membuat Riki kecewa. Ia berargumen bahwa dalam agama Buddha, sosok-sosok tersebut tidak pernah mengklaim diri sebagai Tuhan,. Ketidakpuasan ini mendorongnya untuk mulai mempelajari teologi secara mandiri melalui debat-debat tokoh ternama seperti Ahmad Deedat dan Dr. Zakir Naik.
Mempertanyakan Otentisitas Teks
Dalam riset mandirinya, Riki terkejut menemukan banyaknya versi Alkitab, seperti King James Version (KJV), Codex Sinaiticus, hingga Codex Vaticanus,. Sebagai mantan penganut Buddha, ia terbiasa dengan kitab Tripitaka yang isinya konsisten meskipun terdiri dari banyak bab.
Riki menemukan adanya perbedaan terjemahan yang signifikan antara Alkitab versi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Salah satu contoh yang ia soroti adalah janji Yesus mengenai imbalan seratus kali lipat bagi pengikutnya; pada versi Inggris disebutkan adanya "istri" sebagai bagian dari imbalan tersebut, namun kata tersebut hilang dalam versi Indonesia,. Penemuan adanya ayat-ayat yang hilang atau ditambah-tambahkan ini membuatnya semakin meragukan orisinalitas teks yang ia pelajari,.
Sains dalam Al-Qur'an: Titik Balik di Surah At-Tariq
Menariknya, dorongan terkuat Riki untuk bersyahadat justru datang dari serangan para penentang Islam terhadap Al-Qur'an. Saat ia masih berstatus anonim di media sosial, seseorang menantangnya untuk menjelaskan Surah At-Tariq yang menyebutkan bahwa sperma berasal dari tulang sulbi (tulang belakang).
Riki melakukan riset mendalam ke dunia kedokteran untuk membuktikan klaim tersebut. Ia menemukan hasil penelitian di Newcastle (2004) yang mengidentifikasi adanya sel sperma pada tulang sulbi tikus. Selain itu, ia berkonsultasi dengan ahli medis di Indonesia yang menjelaskan bahwa cedera pada tulang punggung memang memengaruhi kualitas dan produksi sperma,. Validasi ilmiah ini menjadi "tamparan keras" baginya dan meyakinkan dirinya bahwa Al-Qur'an adalah firman Tuhan yang benar.
Logika Penghormatan: Ka'bah vs Salib
Riki juga mematahkan tuduhan bahwa umat Islam adalah penyembah berhala (batu Ka'bah). Ia menggunakan hadis tentang Umar bin Khattab yang menegaskan bahwa Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberi manfaat atau mudarat.
Ia melontarkan logika perbandingan: umat Islam berani menginjak atap Ka'bah saat sedang membersihkannya, namun penganut agama lain belum tentu berani menginjak simbol suci mereka sendiri, seperti salib. Baginya, ini membuktikan siapa yang sebenarnya terjebak dalam penyembahan objek fisik secara berlebihan.
Kesimpulan: Keputusan Menuju Keyakinan Baru
Meski sempat menghadapi pertentangan keras dari orang tuanya—bahkan sang ibu mengancam akan bunuh diri jika ia berpindah agama—Riki tetap pada pendiriannya. Setelah mendapatkan penjelasan bahwa setiap manusia bertanggung jawab atas tindakannya sendiri secara sadar, ia akhirnya mantap memeluk Islam.
Perjalanan Riki menunjukkan bahwa hidayah bisa datang melalui jalan yang tidak terduga, bahkan melalui debat dan skeptisisme. Baginya, Islam bukan sekadar agama warisan, melainkan sebuah kebenaran yang dapat dibuktikan melalui akal sehat dan ilmu pengetahuan.
Perjalanan pencarian Tuhan ini ibarat seorang peneliti yang mencoba memverifikasi sebuah teori kuno; ketika semua eksperimen dan bukti lapangan (sains dan logika) menunjuk pada satu kesimpulan yang konsisten, maka kebenaran tersebut tidak bisa lagi disangkal.
Sumber tulisan: Youtube Jejak-jejak Hidayah

Post a Comment
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang
4. Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE