Islam: A Peaceful Religion Misunderstood by the West
There’s one phrase that often makes Muslims around the world feel a deep ache in their hearts:
“Islam is a terrorist religion.”
It’s a sentence that keeps echoing in Western media—repeated in movies, news reports, and sometimes even from politicians who’ve probably never opened the Qur’an in their entire life.
Sadly, one violent act by a few individuals ends up making two billion Muslims feel like they’re carrying the blame for it.
But the truth is, Islam was born with salam — Assalamu’alaikum — which simply means “peace be upon you.”
It’s the first word Muslims say to each other, a greeting that literally wishes peace.
Prophet Muhammad ﷺ didn’t come to force people into faith with a sword — he came to guide hearts through good character.
And the Qur’an clearly says:
And We have not sent you, [O Muhammad], except as a mercy to all the worlds.” (Qur’an 21:107)
That word “mercy” is the key.
Mercy means kindness, compassion — not fear.
Islam is a way of life that rejects injustice but also forbids violence without a just cause.
Even during war, the Prophet Muhammad ﷺ strictly prohibited killing children, women, or the elderly. He even forbade cutting down trees unnecessarily. That’s how deeply Islam values love and life, even in conflict.
Yet the Western world often chooses to look through the lens of fear instead of understanding.
Their media shows bombs and chaos, but almost never the thousands of Islamic schools, charities, and orphanages spreading kindness every single day.
If they looked back at history, they’d find Muslim Spain — Andalusia — where Muslims, Jews, and Christians lived side by side in peace for centuries.
That’s not a myth. That’s real history.
Ironically, the modern world—so proud of its progress—often fails to grasp Islam’s simplest and most powerful message: peace.
So today, our job isn’t just to deny the label of “terrorists.”
Our real mission is to show, through our actions, that Islam is mercy.
Through our smiles, honesty, hard work, and compassion. Because the image of Islam won’t be repaired by arguments alone — it will be restored by character.
As the Prophet ﷺ said:
I was sent only to perfect noble character.” (Hadith, Ahmad)
So, if someone still thinks Islam is about the sword, maybe it’s because they’ve never felt the gentle touch of a true Muslim heart.
---
Indonesian Language:
Ada satu kalimat yang kerap membuat dada umat Islam di seluruh dunia sesak: “Islam is a terrorist religion.”
Kalimat yang diulang-ulang di media Barat, disebarkan di film, berita, dan kadang di mulut politisi yang tak pernah sekalipun membaca Al-Qur’an. Tragisnya, satu tindakan kekerasan oleh segelintir orang bisa membuat dua miliar umat Islam di dunia seolah harus menanggung dosa kolektif.
Padahal, Islam lahir dengan salam — Assalamu’alaikum — yang artinya “semoga kamu mendapat kedamaian.”
Kalimat pembuka setiap perjumpaan, yang bahkan menjadi identitas peradaban Islam. Nabi Muhammad ﷺ tidak datang membawa pedang untuk memaksakan keyakinan, tapi membawa akhlak untuk menuntun hati manusia. Dalam Al-Qur’an pun jelas disebutkan:
Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Kata “rahmat” itulah kunci. Rahmat berarti kasih sayang, bukan ketakutan. Islam adalah sistem kehidupan yang menolak kezaliman, tapi juga menolak kekerasan tanpa alasan yang dibenarkan syariat. Dalam peperangan pun, Rasul melarang membunuh anak-anak, perempuan, dan orang tua. Bahkan pepohonan tidak boleh ditebang sembarangan. Begitulah cinta yang ditanamkan Islam, bahkan di tengah konflik.
Namun, Barat kadang lebih suka memandang dengan lensa ketakutan, bukan pemahaman. Media mereka memperlihatkan bom dan kekerasan, tapi tak menyorot ribuan lembaga zakat, sekolah Islam, dan pesantren yang setiap hari menebar ilmu dan kasih sayang.
Padahal, jika mereka mau membaca sejarah, Islam pernah melahirkan Andalusia — negeri tempat Yahudi, Kristen, dan Muslim hidup berdampingan dalam harmoni selama berabad-abad. Itu bukan dongeng, tapi fakta sejarah.
Sungguh ironis, dunia yang mengaku modern justru sering gagal memahami pesan yang paling sederhana dari Islam: damai.
Maka hari ini, tugas kita bukan sekadar membantah tuduhan “Islam teroris.”
Tugas kita adalah menunjukkan melalui tindakan bahwa Islam adalah rahmat.
Dengan senyum, kerja keras, kejujuran, dan cinta kasih. Karena citra Islam tidak akan pulih hanya lewat debat, tapi lewat akhlak.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Jadi kalau ada yang masih mengira Islam itu pedang, mungkin karena mereka belum pernah disentuh oleh kelembutan akhlak seorang Muslim sejati.

Post a Comment
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang