Ustadz Khalid Basalamah: Membedah Ancaman Syiah dari Teologi hingga Geopolitik
![]() |
Ust. Khalid Basalamah seorang pendakwah |
Bagi Ustadz Khalid Basalamah, perdebatan Sunni-Syiah bukanlah sekadar perbedaan dalam cabang-cabang ilmu fikih, melainkan sebuah pertarungan akidah yang fundamental dan tak bisa ditawar. Dalam sebuah ceramahnya yang tersebar luas, ia memaparkan sebuah pandangan yang tegas, melukiskan Syiah bukan hanya sebagai aliran pemikiran yang berbeda, tetapi sebagai sebuah ancaman komprehensif yang bergerak dari ranah teologis hingga ke panggung geopolitik yang berdarah.
Pandangan ini menjadi salah satu suara paling keras di Indonesia yang menyerukan kewaspadaan total terhadap apa yang ia yakini sebagai penyimpangan dan bahaya laten dari ajaran Syiah.
Akar Penyimpangan Teologis
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, kerusakan paling mendasar dari ajaran Syiah terletak pada fondasi keagamaannya. Ia mengklaim bahwa hampir semua kelompok Syiah meyakini Al-Qur'an yang dipegang oleh umat Islam saat ini tidaklah lengkap. "Mereka memiliki ayat-ayat tambahan yang memasukkan nama Ali," ujarnya, seraya menegaskan bahwa ayat-ayat tersebut tidak pernah menjadi bagian dari wahyu yang asli.
Lebih jauh, ia menyebutkan adanya keyakinan di kalangan Syiah yang menganggap Sayidina Ali bin Abi Thalib setara dengan seorang Nabi. Dari perspektif historis, ia juga menyatakan bahwa ajaran ini bukanlah produk internal kaum Muslimin, melainkan dibentuk oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba' untuk merusak Islam dari dalam. Poin-poin ini, dalam narasinya, menjadi dosa teologis asal yang melahirkan berbagai turunan penyimpangan lainnya, termasuk sikap mereka terhadap para sahabat. "Mereka mengafirkan sahabat seperti Aisyah dan Abu Bakar, sementara kami (Sunni) mencintai dan memuliakan mereka semua," tegasnya.
Dari Teks ke Tumpah Darah: Klaim Kekerasan di Panggung Dunia
Argumentasi Ustadz Khalid tidak berhenti di ruang teoretis. Ia menarik garis lurus dari keyakinan teologis tersebut ke berbagai tragedi kemanusiaan di panggung dunia. "Ketika Syiah berkuasa, mereka menganggap semua Ahli Sunah sebagai kafir dan menghalalkan darah mereka," katanya.
Ia menunjuk pada tragedi di Irak pasca-jatuhnya Saddam Hussein, di mana menurutnya ribuan Muslim Sunni dibunuh dan masjid-masjid mereka dirusak. Narasi serupa, katanya, terjadi di Suriah dengan ratusan ribu korban dari kalangan Sunni yang dibunuh atas nama ibadah. Bahkan, ia mengingatkan kembali sebuah insiden beberapa puluh tahun lalu di mana jemaah haji di sekitar Ka'bah dibantai oleh kelompok Syiah dari Persia, sebuah bukti nyata dari keyakinan mereka akan halalnya darah Ahli Sunah.
Strategi Politik dan Ancaman Teritorial
Selain kekerasan fisik, Ustadz Khalid juga memaparkan adanya ancaman melalui strategi politik yang licik. Kasus Yaman menjadi contoh utamanya. Di sana, ia menjelaskan, kelompok Syiah menyebarkan propaganda yang melabeli kaum Sunni sebagai teroris dan radikal. "Isu ini digunakan untuk memprovokasi pemerintah agar menyerang Ahli Sunah, dan setelah kekacauan terjadi, mereka masuk dan menguasai pemerintahan," paparnya.
Ancaman teritorial ini, menurutnya, bahkan menyentuh jantung dunia Islam. Ia mengutip ancaman dari Iran yang akan menyerang Mekkah saat musim haji, sebuah pernyataan yang ia anggap sebagai puncak dari permusuhan mereka.
Sikap yang Harus Diambil
Menghadapi ancaman yang digambarkan begitu nyata dan berlapis, Ustaz Khalid Basalamah menyerukan dua sikap. Pertama, ia mengutip fatwa para ulama Sunni dunia yang menyatakan bahwa memerangi kelompok Syiah yang terbukti membuat kerusakan dan kezaliman adalah sebuah bentuk jihad. Namun di sisi lain, ia juga tetap membuka pintu dakwah. "Dakwahi dan doakan mereka agar mendapat hidayah," sarannya, mengakui bahwa banyak pengikut Syiah yang pada akhirnya menyadari kekeliruannya.
Dalam lanskap pemikiran Islam di Indonesia yang beragam, pandangan Ustaz Khalid Basalamah ini berdiri sebagai sebuah peringatan yang keras dan tanpa kompromi. Ia tidak menyisakan ruang abu-abu, melainkan sebuah garis demarkasi yang jelas antara apa yang ia yakini sebagai Islam yang lurus dan sebuah penyimpangan yang berbahaya.
Sumber: Channel Youtube Kata Jess
Post a Comment
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang