Prabowo Paling Peduli Pendidikan: Hasil Polling Terbaru Pikiran Rakyat, Apa Benar?

Table of Contents
Prabowo Paling Peduli Pendidikan: Hasil Polling Terbaru Pikiran Rakyat, Apa Benar?

Dalam Pemilihan Umum 2024, Prabowo Subianto diakui sebagai calon presiden yang paling memperhatikan isu pendidikan, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Pikiran Rakyat pada periode 8-31 Desember 2023. Pertanyaan mengenai capres yang paling peduli terhadap masalah pendidikan ditampilkan di halaman depan pikiran-rakyat.com dan diikuti oleh 1.781 responden yang berpartisipasi secara sukarela tanpa diminta. Hasil survei menunjukkan perbandingan sebagai berikut: 46% responden (815 orang) memilih "Prabowo Subianto", 29% responden (511 orang) memilih "Anies Baswedan", 19% responden (344 orang) memilih "Ganjar Pranowo", 2% responden (32 orang) memilih "tidak ada", dan 4% responden (79 orang) memilih "tidak tahu". Pikiran Rakyat berencana untuk terus melaksanakan survei secara berkala hingga Februari 2024, yang mencakup topik-topik terkait Pemilu 2024, politik, dan pemerintahan. Survei ini bersifat terbuka dan dapat diikuti oleh siapa saja melalui akses ke homepage www.pikiran-rakyat.com. Identitas responden dijaga kerahasiaannya (anonim) dan tidak dapat dilacak melalui penggunaan metode hashing IP, yang mengubah kode alamat IP untuk melindungi privasi pemiliknya.

Hingga Februari 2024, hanya 6 persen dari populasi Indonesia yang memiliki pendidikan tinggi, sementara negara fokus pada peningkatan pendapatan per kapita hingga tiga kali lipat dari pendapatan saat ini, yakni mencapai 4.500 dolar Amerika, sebagai bagian dari upaya menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu faktor pendukung utama untuk mencapai target ini adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Namun, kendala utama terkait kualitas SDM ini dipandang berasal dari sistem pendidikan yang belum sepenuhnya stabil.

Data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menunjukkan bahwa 25% dari generasi muda tidak bekerja, tidak sekolah, dan tidak mengikuti kursus. Sebagai hasilnya, mereka tidak memiliki penghasilan. Statistik keahlian menunjukkan bahwa hanya 4 dari 1.000 pemuda yang mampu memasuki dunia usaha dengan posisi jabatan kerah putih. Data lain dari Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri tahun 2022 menyoroti rendahnya persentase penduduk yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, dengan hanya 0,02 persen yang berpendidikan S-3, 0,3 persen berpendidikan S-2, dan kurang dari 5 persen berpendidikan S-1.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan kritis mengenai kemampuan sistem pendidikan saat ini untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Doni Koesoema, seorang pengamat pendidikan, menyatakan bahwa kebijakan pendidikan di Indonesia selalu menghadapi tantangan baru. Sebelumnya, kebijakan pendidikan pernah dikendalikan oleh kecilnya alokasi anggaran. Meskipun anggaran tahun 2023 mencapai jumlah besar, yaitu Rp612 triliun, pesimisme terus muncul karena peruntukkannya, termasuk gaji guru, menimbulkan ketidakpastian. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa pemerintah mungkin tidak sepenuhnya serius dalam menangani masalah pendidikan, bukan hanya dari segi besaran anggaran tetapi juga pengalokasiannya.

Pertanyaan muncul apakah pendidikan berkualitas selalu memerlukan anggaran besar. Jawabannya kompleks mengingat kerumitan isu ini. Untuk menegaskan urgensi pendidikan, dapat dipetik pelajaran dari masa lalu ketika Indonesia masih menjadi Hindia Belanda. Meskipun Belanda dikenal pelit dalam mengalokasikan anggaran pendidikan, terutama bagi penduduk pribumi, upaya untuk memperoleh pendidikan berkualitas membuahkan hasil positif. Tokoh-tokoh seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, dan para pendiri bangsa lainnya adalah contoh pribumi yang berhasil mendapatkan pendidikan berkualitas. Melalui pendidikan yang baik, mereka mampu mengembangkan pemikiran yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh generasi sebelumnya. Dengan demikian, pentingnya melanjutkan langkah-langkah menuju pendidikan yang bermutu adalah suatu keharusan, karena sistem pendidikan yang baik akan memberikan landasan untuk pemikiran yang terus berkembang bagi setiap warga negara.

Tulisan di atas sudah dimuat di situs pikiran rakyat dengan artikel berjudul "Ternyata Ini Capres yang Dianggap Paling Peduli Pendidikan, Hasil Polling Pikiran Rakyat"

Judin
Judin Guru sejak saya lulus dari sarjana pendidikan tahun 2013 di UMP

Post a Comment