Kultum: Virus Corona dan Bagaimana Sikap Kita
Table of Contents
Alhamdulillahirobbil alamin…
Bersyukur kita kepada Allah,
Bershalawat kita kepada baginda Rosulullah dengan mengucapkan 'allohuma solli ‘ala muhammad wa’ala ali Muhammad, Assalamu ‘alaika ya rosulalloh.
Bapak/ibu hadirin yang kami cintai karena Allah swt…
Seperti yang sudah kita ketahui virus corona sampai saat ini belum juga hilang dari muka bumi, munculnya varian baru menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Varian baru itu bernama omicron, seperti dikutip dari laman situs kompas.com varian omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, dan tingkat penularannya sangat cepat. WHO menyatakan varian omicron pada tanggal 24 November 2021, dan WHO pun menetapkan varian ini sebagai VOC (variant of concern). Artinya apa? varian virus corona omicron dapat menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.
Mengalami trend kenaikan virus corona varian omicron di sejumlah daerah, pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk tetap jaga protocol kesehatan, kurangi mobilitas social, bepergian jika penting. Begitu pula dunia pendidikan yang di awal tahun ajaran 2021/2022 sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Namun karena tingkat penularan meningkat dan menambah cluster baru di dunia pendidikan maka pemerintah meliburkan/ mem-PJJ kan peserta didik sebagaimana sebelumnya.
Hadirin rahimakumullah…
Oleh sebab itu, para bapak/ibu hadirin sekalian pada kesempatan kali ini kita akan membahas suatu hal yang penting dalam hidup kita yaitu apa? tentang virus corona dan bagaimana sikap kita.
Virus corona adalah penyakit yang menular maka kita harus menjaga diri dengan prokes yang ketat seperti menggunakan masker, selalu mencuci tangan, menjaga jarak. Ini juga yang sering pemerintah sampaikan kepada masyarakatnya. Jika kita abai terhadap anjuran pemerintah itu maka bisa jadi kita yang akan terkena virus corona, naudzubillah…
Ada hadits yang yang popular sebagaimana dikutip dari situs orami.co.id
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ
Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadirin rahimakumullah…
Hadits ini bisa kita jadikan renungan, betapa kita kadang tidak menyadari bepergian ke suatu Negara atau wilayah dan daerah dalam Negara abai terhadap prokes, ternyata kita membawa oleh-oleh yang bernama virus corona, hati-hati karena keluarga dan masyarakat di sekitar kita nanti korbannya.
Lalu bagaimana sikap kita jika sudah berusaha sekuat mungkin dan ditambah dengan doa tentunya agar terhindar dari virus corona? Yang jelas kita harus tawakkal (berserah diri kepada Allah SWT). Jika kita membaca QS. As-Sajdah: 21 disitu kita diperintahkan kembali kepada jalan Allah, dengan cara Allah timpakan wabah penyakit salah satunya. Kita harus sadar penyakit itu datangnya dari Allah, dan Allah sendiri yang bisa memusnahkannya. Mari kita sebagai kaum muslimin berbondong-bondong kembali kepada jalan Allah yang lurus. Lalu kita jadikan wabah penyakit ini sebagai pelajaran dalam hidup kita.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
Begitupula Allah berfirman dalam ayat lain:
اَوَلَا يَرَوْنَ اَنَّهُمْ يُفْتَنُوْنَ فِيْ كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً اَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوْبُوْنَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
Itulah kultum tentang "virus corona dan bagaimana sikap kita", semoga kita bisa intropeksi diri kita menjadi manusia yang lebih baik, selalu menjaga prokes dan menyadari betapa Allah sudah memfirmankan, sesungguhnya semua ujian/cobaan adalah pelajaran dari-Nya agar kita mengingat dan kembali kepada jalan-Nya.
Sekian dari saya, billahi fi sabili al-haq fastabul khairat.
Wassalamu ‘alaikum wr wb.
Post a Comment
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang