Sikap Muhammadiyah Terhadap Gerakan Islam Transnasional | Bag 3
![]() |
Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah |
Muhammadiyah
dalam menyikapi kehadiran ideologi lain, termasuk juga gerakan-gerakan Islam
transnasional, adalah sebagai berikut:
1. Muhammadiyah merupakan organisasi Islam
independen dan memiliki rumah sendiri yang tidak dapat dimasuki
organisasi/gerakan lain. Independensi seperti itu sudah selayaknya dihargai
oleh siapa pun, Iebih-Iebih oleh sesama organisasi Islam.
2. Gerakan Tarbiyah, apalagi partai politik apa pun, adalah organisasi di luar Muhammadiyah. Karena itu, jika masuk ke dalam tubuh Muhammadiyah dan menarik anggota atau menyebarkan paham gerakannya, baik paham itu sama maupun berbeda, maka selain tidak etis juga mengganggu dan melanggar kepantasan atau kepatutan, serta tidak semestinya dilakukan. Jika ingin memperoleh dukungan dan anggota Muhammadiyah, justru harus menampilkan sikap yang simpatik dan menjaga hubungan yang harmonis, bukan melakukan ekspansi dengan alasan sebagai gerakan dakwah yang berhak masuk ke mana pun.
Minggu kemarin kita baru membahas 2 poin tersebut di atas terkait sikap Muhammadiyah terhadap ideologi lain termasuk gerakan-gerakan Islam transnasional. Hari ini akan dilanjutkan tentang hal itu, dan simak-simak baik-baik dan pahami maksud dari sikap Muhammadiyah ini.
3. Menyamakan, menghimpit, apalagi simpati dan
mendukung penyebaran paham organisasi lain apalagi yang bersentuhan dengan
partai politik bagi sebagian kalangan Muhammadiyah merupakan sikap dan tindakan
yang tidak mencerminkan komitmen utama dalam bermuhammadiyah. Jika secara
politik bersimpatik bahkan mendukung dan menjadi aktivis partai politik mana
pun maka hal tersebut sudah menjadi hak politik setiap orang termasuk warga Muhammadiyah.
Namun tidak berarti dan tidaklah etis jika serta merta mendukung paham ideologisnya
dan kemudian menyemai serta menyebarkannya di Muhammadiyah.
4. Berukhuwah, bertasamuh/bertoleransi, bekerjasama
dengan sesama komponen umat Islam maupun masyarakat luas merupakan bagian dan
sikap dasar gerak Muhammadiyah Namun bukan berarti harus membiarkan
paham/gerakan lain masuk ke dalam tubuh Persyarikatan. Lebih-Iebih dengan menarik
anggota, baik langsung maupun tidak langsung. Justru jika alasannya menjaga
ukhuwah, hormatilah rumah tangga dan keberadaan Muhammadiyah. Muhammadiyah
menghormati gerakan Islam lain, bahkan dengan gerakan lain yang bersifat kebangsaan.
5. Gerakan Tarbiyah merupakan penyokong dan
sekaligus pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PKS tidak terlepas dan Tarbiyah
dalam pembinaannya. Karena itu keduanya merupakan organisasi dari gerakan luar,
tidak memiliki hubungan atau afiliasi apa pun, termasuk afiliasi/hubungan paham
agama dan ideologis dengan Muhammadiyah. Lebih-lebih PKS kendati sebagai partai
Islam dan partai dakwah, maka bagaimanapun dan apa pun tetap partai politik
yang tidak ada hubungan afiliasi, paham dan organisasi dengan Muhammadiyah.
Karena ¡tu, masing-masing pihak harus saling menjaga kehormatan, toleransi, dan
persaudaraan seraya menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat mendekati atau
menciptakan hubungan yang buruk dan saling berhadapan (konflik), yang membuat
masing-masing menjadi Iemah, bahkan umat dan bangsa pun akan merasakan akibat
buruknya.
6. Sesungguhnya Muhammadiyah akan Iebih mudah jika
urusan dengan partai politik mana pun sebatas urusan politik. Artinya, Muhammadiyah
tidak memiliki hubungan apa pun dengan partai politik mana pun, termasuk Partai
Amanat Nasional (PAN), PKS dan lain sebagainya. Hal-hal yang menyangkut kepentingan
politik adalah bagaimana partai politik tersebut menampilkan kinerja dan peran
yang dapat menarik simpati warga Muhammadiyah. Muhammadiyah pun, memberikan kebebasan
kepada warganya untuk menggunakan hak politiknya. Apalagi partai politik ¡tu
mempunyai kinerja dan peran positif bagi umat dan bangsa. Namun, apabila partai
tersebut terlalu jauh masuk ke tubuh Muhammadiyah, maka persyarikatan berhak
dan harus memagari diri dan memelihara independensinya.
7. Jika ditanya apakah perbedaan paham Tarbiyah,
PKS dengan Muhammadiyah, hal itu dapat di jawab jelas ada perbedaannya dengan
Muhammadiyah. Sebagaimana temuan penelitian Gerakan Islam yang mengaku
alternatif ini dalam praktiknya dapat membenarkan tawasul, mempraktikkan yasinan
untuk kepentingan menarik simpati umat, mempraktikkan ruqyah yang tidak
dilaksanakan Muhammadiyah. Jadi jika dicarter dapat hal-hal yang berbeda dan
paham agama keduanya. Belum lagi ke soal ideologi, politik Islam yang berbeda
dengan Muhammadiyah, seperti merujuk pada cakupan Tarbiyah dan tujuan lkhwanul
Muslimin yang menjadi inspirator PKS, yakni antara lain soal Daulah lslamiyah
dan Kekhilafahan Islam.
![]() |
image: liputan6.com |
8. Ketidaksetujuan atau kekhawatiran sejumlah pihak
di tubuh Muhammadiyah terhadap ideologi atau paham liberalism sekuler tidak
berarti harus mendekatkan diri, menghimpit diri, menyamakan diri, apalagi
bersimpati mendukung dan membela gerakan Tarbiyah atau pihak mana pun yang
masuk dan menyebarkan ideologi/paham gerakannya ke dalam tubuh Muhammadiyah.
Muhammadiyah juga tidak ada dalam posisi bersentuhan apalagi membela paham
liberalism dan sekulerisme, karena Muhammadiyah memiliki landasan yang kokoh
sebagai gerakan Islam yang mengemban dakwah dan tajdid.
9. Jika sebagian warga atau pimpinan dalam lingkungan
Muhammadiyah bersimpati hingga mendukung dan memiih PKS maupun partai politik
lainnya, hal itu merupakan hak politik sebagai warga negara yang diberi
kebebasan dan dihormati Muhammadiyah. Tetapi tidak harus berarti memperoleh
partai manapun dan dengan alasan dakwah sekali pun masuk ke dalam Muhammadiyah.
Letakkan sikap politik secara praktis tidak secara ideologis karena akan
berhimpitan dan berbeda dengan gerakan Muhammadiyah. Jika meletakkan sikap
politik secara praktis maka akan dengan mudah Muhammadiyah pun menyikapinya
sebagaimana Khittah Perjuangan dan Kepribadian Muhammadiyah memberikan
orientasi sikap terhadap masalah politik pihak lain secara positif.
10. Membela ideologi dan kepentingan Muhammadiyah
tidak identik dengan mengobarkan permusuhan, tidak toleran, tidak ukhuwah dan
tidak kerjasama dengan sesama umat maupun masyarakat luas. Sikap tersebut
merupakan usaha untuk menjaga keutuhan, kelangsungan, independensi dan
kedaulatan Persyarikatan Muhammadiyah. Begitu pula kekhawatiran dan tidak
setuju dengan cara sebagian kalangan di Muhammadiyah yang dipandang keras dan
tegas terhadap penyebaran Tarbiyah, apalagi sambil menyalahkan Muhammadiyah.
11. Muhammadiyah tentu memiliki kelemahan,
sebagaimana organisasi lain pun memiliki kekurangan. Namun hal itu tidak berarti
organisasi atau paham lain boleh masuk dan kemudian menarik warga Muhammadiyah
dengan memanfaatkan kelemahan itu. Bagi siapa pun yang berada di dalam Muhammadiyah,justru
menjadi kewajiban untuk memperbaiki kelemahan itu, bukan malah membiarkannya
dan seterusnýa memberi kesempatan kepada pihak lain untuk berekspresi di dalam
Muhammadiyah.
12. Menjaga rumah tangga Muhammadiyah merupakan
kewajiban dan komitmennya untuk membela dan membesarkan Muhammadiyah.
13. Gerakan ideologis dan politik mana pun selalu
memiliki sikap ekspansi dan akan mudah masuk di lingkungan yang memiliki “nasbah”
teologis/paham agama dan ideologis yang sama. Karena ¡tu, gerakan ideologis
tidak dapat sekedar dilihat kebaikannya pada aspek teks atau normatifnya, namun
harus dilihat dalam tindakan-tindakannya. Gerakan ideologis dan politik bahkan
sering tampil secara massif, tidak mudah dilihat dengan seketika, tetapi berlangsung
secara berproses dan sistematis. Oleh karena itu, jika melihatnya secara normative
dogmatis maka akan muncul pertanyaan polos: “di mana virus tarbiyah ¡tu di
Muhammadiyah”? Suatu pertanyaan yang sangat pentingjika dilihat gerakannya.
14. Jika
terdapat logika bahwa biarkan seribu kembang tumbuh dalam Muhammadiyah, maka
tidaklah tepat karena Muhammadiyah bukan “tenda besar” yang serba bebas
dimasuki dan tidak memiliki tertib gerakan sehingga boleh dirambah siapa saja
untuk masuk dan berekspresi di dalamnya. Logika tersebutjuga tidak berlaku
untuk mewadahi, membiarkan dan mengimpitkan diri dengan “kembang” yang bernama
Partai politik atau organisasi di bawahnya. Kiasan seribu satu kembang dan
tenda besar ¡ni berlaku dalam keragaman pandangan yang masih berada dalam
koridor gerakan Muhammadiyah sebagai cerminan dan dinamika pemikiran dan sikap
para anggota Muhammadiyah sendiri yang sama-sama diikat oleh komitmen dan
pemihakan yang kuat terhadap Muhammadiyah bukan menambatkan ke gerakan lain di
luar Muhammadiyah.
15.
Memperkaya atau mengadopsi metode lain yang
dianggap baik tidaklah keliru sejauh terikat dengan beberapa kepentingan sebagai
berikut:
a.
Untuk memperkuat gerakan atau pembinaan dalam Muhammadiyah
b.
Menjadi konsensus organisasi dan bukan jalan
atau keputusan sendiri-sendiri
c. Di
dalam Muhammadiyah sendiri sudah kehilangan atau tidak ada metode yang bias diandalkan
dan memerlukan pengembangan atau bahkan
pembaruan.
Namun pemakaian atau
adopsi metode pembinaan dari luar akan menjadi masalah manakala memiliki kaitan
dengan:
a.
Dipakai untuk mengembangkan paham atau
kepentingan lain di luar Muhammadiyah, sehingga bukan membesarkanPersyarikatan
namun malahjustru memperlemah.
b.
Dikembangkan secara sendiri-sendiri dan tidak
berada dalam sistem Muhammadiyah.
c.
Membiarkan metode dan sistem yang dimiliki Muhammadiyah
sendiri sebagai barang terlantar, padahal Muhammadiyah telah memiliki sistem
pembinaan seperti Darul Arqam, Baitul Arqam, Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jamaah,
keluarga sakinah, dan lain-lain yang sangat sistematik praktis dan strategis.
Bahwa sistem dalam
Muhammadiyah tersebut disadari masih memiliki kelemahan, maka setiap metode
atau manhaj apa pun juga memiliki kekurangan, termasuk sistem tarbiyah. Bahwa
sistem dalam Muhammadiyah yang bagus tersebut tidak dilaksanakan di lapangan
justru menjadi pertanyaan, kenapa tidak bersungguh-sungguh dan berkomitmen
tinggi untuk senantiasa menjalankannya? Bahkan ada kecenderungan kalangan dalam
Muhammadiyah untuk dengan semangat menerapkan metode atau sistem dan luar,
termasuk dalam pelatihan Managemen Qalbu (MQ), ESQ dan lain-lain, tanpa
mengkaji paradigmanya secara menyeluruh dan dikaitkan dengan perspektif
Muhammadiyah, sehingga yang muncul ialah kesan “gumunan” alias mudah terkesima
atau terpesona.
16.
Muhammadiyah senantiasa menghormati kelompok
Islam lain, termasuk partai politik apa pun, maupun kelompok masyarakat pada
umumnya. OIeh karena itu, pihak lain pun perlu menghormati Muhammadiyah. Warga
Muhammadiyah perlu arif dan cerdas, tetapi tidak identik dengan membiarkan paham/ideologi
dan kepentingan lain masuk secara bebas yang pada akhirnya memperlemah dan
mengeroposi gerakan Muhammadiyah sendiri.
Pada akhirnya,
perlu dipahami secara cerdas dan faktual bahwa kehadiran gerakan-gerakan
tarbiyah maupun PKS dan gerakan ideologis Iainnya dalam kehidupan umat Islam
dan bangsa Indonesia merupakan realitas dan fakta sejarah yang tidak
terbantahkan. Sebagai gerakan ideologis, sebuah gerakan akan selalu berekspansi
tak kenal Ielah untuk menambah anggota dan memperluas pengikutnya, sehingga
tumbuh dan berkembang menjadi besar.
Gerakan ideologis tidak mudah secara serta merta untuk dibaca langkah gerakannya. Karena gerakan ideologis berlangsung dan kentara hingga terselubung dengan berproses secara sistematik.
FENOMENA GERAKAN YANG MENGATASNAMAKAN ISLAM
Maraknya
berbagai aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama menjadikan Islam dalam
posisi “tertuduh”. Islam cenderung diidentikkan sebagai agama teror dan
penyebar kekerasan, Munculnya gerakan yang berupaya mendirikan negara Islam
dengan mengatasnamakan ISIS (Islamic State
of Iraq and Syiria) dengan cita-cita mewujudkan Daulah Islamiyah universal
di muka bumi adalah contoh kecil yang telah menjadikan Islam dalam posisi
“tertuduh”.
Atas
nama jihad fiisabilillah, mereka melakukan gerakan politik dengan pendekatan
kekerasan dan intimidasi yang sesungguhnyajauh dan ajaran Islam. Pemaknaan jihad
oleh ISIS disalahartikan dan tidak diletakkan pada tempatnya. Karena itu, atas
nama jihad yang mereka dengungkan membuat banyak darah tidak berdosa tumpah dan
harta banyak dijarah. Selanjutnya muncullah stigma bahwa Islam agama teroris
dan penebar kekerasan.
Jika
dicermati, meskipun ISIS dianggap sebagai gerakan mendirikan negara Islam di
Iraq dan Suriah, ternyata ISIS tidak terlihat sebagai gerakan yang mendukung
gerakan Islam. Sebagai contoh ISIS tidak pernah terdengar mendukung kemerdekaan
Palestina, dan ISIS tidak memusuhi Israel sebagai zionis Yahudi yang menjajah
tanah Palestina. ini artinya jika ISIS dianggap sebagai gerakan Islam perlu
dipertanyaakan eksistensinya. Bahkan bisa jadi ISIS adalah bentukan zionis dengan
pola mengiming-imingi orang Islam untuk bergabung dalam gerakan zionis dengan
label Islam. Wallahu a’lam.
Sumber: Buku
Pendidikan Kemuhammadiyahan untuk SMA/SMK
Post a Comment
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang